Senin, 09 November 2009

Profil : KOMUNITAS ANAK JALANAN PAPUA (KAJP)


1.Latar belakang

Sistem kehidupan di Papua sangat memprihatinkan terutama dengan keberadaan anak-anak jalanan, bukan berarti mengamen akan tetapi memiliki kharateristik anak jalanan yang bebeda. Dunia semakin modern dengan adanya perkembangan IPTEK yang menjurus ke segala bidang kehidupan manusia. Semakin banyak pula anak-anak yang disebut sebagai tulang punggung bangsa pewaris kehidupan menjadi terancam dengan modernisasi tersebut. Modernisasi membawa perubahab hidup manusia yang sangat signifikan baik itu perubahan yang dianggap positif maupun negatife.

Dengan adanya modernisasi sesuai perkembangan IPTEK maka munculnya marginalisasi antara masyarakat miskin yang sangat tidak mampu. Fenomena ini mendatangkan banyak anak jadi pahlawan dalam memperjuangkan hidupnya sendiri. Hidup mereka sangat buruk dua kali lipat dari kehidupan orang miskin. Papua adalah salah satu wilayah yang sangat terkenal dengan kekayaan alam yang sangat melimpah. Bumi ini menjadi peringkat pertama angka marginalisasi penduduk asli. Pendidikan, kesehatan dan pembangunan tidak terwujud dengan baik, mengakibatkan generasi muda hilang satu demi satu yang seolah-olah ditelan oleh modernisasi. Perjuangan tidak akan berakhir dengan sebuah goresan air mata sekedar melepas kerinduan sesaat akan tetapi perjuangan akan terwujud ketika diperjuangkan secara benar-benar dengan suara hati. Anak-anak jalanan adalah generasi penerus Papua yang harus mendapat perhatian serius dari siapa saja dalam membangun Papua yang BARU!

Munculnya anak-anak jalanan di Papua di lihat dari Kaum Miskin Kota/pengganguran komunitas kaum miskin/penggangguran yang tinggal diperkotaan begitu kompleksnya. Namun cenderung mengarah pada persoalan yang sama. Ketiadaan infrastruktur dan rendahnya tenaga produktif di Papua menjadi faktor utama tidak berjalannya industrialisasi di Papua. Selanjutnya, dalam konteks kontemporer/sekarang posisi ini turut diisi oleh ketidakmampuan kapitalisme dalam menyerap tenaga kerja akibat dari PHK karena kehancuran industri (de-industrialisasi). Situasi krisis melahirkan semakin banyak jumlah penggangguran, dan mempertajam masalah-masalah sosial yang tidak sanggup diatasi oleh kapitalisme -sampai dengan sekarang hanya Pegawai Negeri, dampak dari pemekaran yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan -. Keadaan tersebut memaksa mereka mencari jalan keluar sendiri untuk bertahan hidup, yang tergantung kepada seberapa sanggup mereka dapat mencapainya. Konflik-konflik yang dihadapi oleh Kaum Miskin Kota adalah konflik yang khas lahir dari perkembangan ekonomi-sosial-politik perkotaan. Mulai dari masalah perumahan, lingkungan dan sanitasi, lapangan pekerjaan, pendidikan dan kesehatan murah, pelacuran, pencurian-perampokan dan sejenisnya, Ditarik pada konteks gerakannya, massa kaum miskin kota yang berlawanan sampai dengan sekarang belum terorganisir (terorganisasikan). Hal yang menjadi catatan penting adalah bahwa kaum miskin kota adalah kelompok sosial yang paling sering dan paling dekat dalam interaksi dengan segala perkembangan politik, sehingga level kesadarannya relatif lebih maju dibandingkan dengan sektor rakyat lainnya (selain mahasiswa dan anak jalanan).

2.Pembentukkan Komunitas Anak Jalanan Papua

Komunitas Anak Jalanan Papua dibentuk sebagai langkah taktis untuk mempersatukan elemen gerakan anak-anak jalanan yang ada di Papua Barat baik anak jalanan murni maupun elemen mahasiswa dalam mengusung isu-isu anak jalanan di Papua. Kemudian belajar dari pengalaman tawuran-tawuran yang sering terjadi, penghilangan anak-anak jalanan, penyiksaan dengan tuduhan yang tidak benar serta lain-lainnya maka pada tanggal 17 Oktober 2005, bertempat di jalan kesehatan Timika Indah, telah diadakan sebuah rapat yang dipimpin langsung oleh bapak Fidell Videlis zonggonau dapat menghasilkan beberapa rekomendasi, antara lain:
A.Perlindungan anak-anak jalanan dalam memperjuangkan kehidupan yang layak
B.Melakukan pembelaan dan menjaga termarginalisasinya anak-anak jalanan
C.Berusaha memberikan pendekata-pendekatan kepada pihak-pihak yang peduli kepada anak jalanan untuk mengadakan pendidikan yang merata bagi anak jalanan
D.Membangun genersai baru menuju Papua baru.

3.Program Kerja KAJP

a. Menyiapkan kader
b. Penguatan basis anak-anak jalanan di setiap kampung
c. Membentuk organ pendukung di basis rakyat

1. Program jangka pendek pembangunan stuktur Sektor-sektor yang di butuhkan anak jalanan
a.Anak-anak Jalanan yang dapat di bagi dalam beberapa Daerah yaitu
1. Provinsi Papua
2. Provinsi Papua Barat

2. Program Jangka Menengah
a. Membangun kesadaran hidup bersama, meletakan nilai–nilai budaya dan agama
b. Membuat landasan hidup anak jalanan Papua melalui :
- Diskusi
- Lokakarya
- Seminar

3. Program jangka Panjang
a. Target persatuan Nasional Anak jalanan Sebagai landasan perlindungan generasi.
b. Membangun Jaringan
- Aliansi dengan komunitas-komunitas anak jalanan lainnya
- Jaringan luar negeri
- Jaringan dalam negeri

4.Bentuk-bentuk Struktur kerjaBentuk-bentuk kerja yang di jalankan oleh komunitas anak jalanan papua adalah dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk yang berciri khas sebagai anak-anak jalanan yang terdiri dari semua wilayah yang telah terbentuk organisasinya yaitu kegiatan dalam bentuk:
-Anak Jalanan sebagai penjual koran di kota-kota
-Sebagai buruh parkir
-Mengadakan konser-konser musik yang disesuaikan
-Mengadakan latihan olahraga-olahraga
-Mempresentasekan drama-drama dalam iven-iven resmi maupun non resmi berupa puisi dll

5.ART dan ARD
ART dan ARD dapat dilihat pada halaman berikutnya yang telah di lampirkan

6.Penutup
Anak-anak jalanan adalah generasi pewaris generasi Papua. Mari kita bersama-sama membangun anak-anak jalanan yang berpacu pada kebenaran untuk membangun diri ke arah yang lebih baik.

Timika Indah, 01 Desember 2005


Ketua
Romario Miage Simon Yatipai

Sekjend
Bonifasius Zonggonau


Mengetahui
Penasehat KAJP
Fidell Vedelis Zonggonau S.sos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar